Laut dan Hutan dalam Satu Taman

NUANSA laut hadir melalui berbagai bentuk dan ukuran kerang laut serta kolam yang mirip palung. Suasana hutan datang dari gemericik air terjun serta adanya pepohonan tinggi. Keduanya disatukan dan semakin cantik dengan tambahan ornamen jembatan dan jendela kamuflase.

Taman memanfaatkan area bawah tangga. Dengan adanya taman, tampilan bawah tangga tidak lagi membosankan. Bahkan, menjadikan ruangan lebih hidup.

Kolam berbentuk oval tak beraturan dan dirancang seperti palung laut, dengan kedalaman 1meter. Di tengah kolam terdapat tiga air mancur yang menyemprot ke tengah kolam. Di sekeliling kolam inilah diletakkan berbagai bentuk dan ukuran kerang laut.

Di satu sisi kolam, terdapat undak-undakan artifisial. Undakan tersebut difungsikan sebagai tempat mengalirnya air terjun. Gemericik air terjun tersebut memberikan ketenangan sekaligus sebagai elemen penyejuk ruangan. Pada sisi lain kolam, diletakkan sebuah jendela. Jendela hanya kamuflase sehingga tidak dapat dibuka-tutup. Fungsinya hanya sebagai elemen dekoratif dengan lukisan air terjun dan tanaman imitasi di baliknya.

Di area jendela, diletakkan pula pepohonan. Terbuat dari sejumlah batang dan ranting pohon ditambah dedaunan hijau. Batang dan ranting tersebut asli, tetapi daun-daunnya imitasi. Area taman yang miskin sinar matahari, merupakan alasan tidak diletakkannya pepohonan asli.

Sebagai penghubung area taman dengan pijakan terbawah tangga, diletakkan sebuah jembatan beralas kayu. Selain berfungsi sebagai penghubung, jembatan juga mendukung rancangan taman secara keseluruhan.

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Indahnya Taman di Dalam Gang.

COBALAH jalan-jalan ke Rawasari Barat V di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat. Di sana ada sebuah gang kecil yang tertata rapi, asri, dan menyenangkan. Di kiri-kanan jalan berjejer barisan pohon krokot, Opiopogon, puring (Cordyline), dan tricolor (Dracaena tricolor). Lebih ke dalam lagi terlihat deretan pohon kembang sepatu (Hibiscus vosasinensis), lidah buaya (Aloe vera), cikra-cikri, kecibeling, kenanga (Cananga odorata), kemuning, sambung nyawa (Ginora puldescens), kembang coklat, brotowali, dan sambiloto.

Gang kecil berukuran 1,5 m x 100 m ini berada di lingkungan padat penduduk. Di sekitar jalan berdiri 18 rumah yang dihuni 25 kepala keluarga. Sebenarnya nyaris tak ada area tersisa untuk penghijauan. Namun, keterbatasan lahan bukan penghalang.

Area tepian jalan dan bagian atas selokan dimanfaatkan untuk tempat meletakkan pepohonan. Pohon-pohon ditanam dalam pot plastik berdiameter 15 cm-30 cm. Sebagian lagi, tumbuhan jenis perdu ditanam dalam bak tanaman di atas selokan. Area itu pun dapat menyimpan hingga 150 jenis tumbuhan hias, buah, dan toga (tanaman obat keluarga).

Pada pagi dan sore hari, tumbuhan ini disirami. Sebulan sekali diberi pupuk kompos dan NPK. Sedikitnya dua bulan sekali warga berkumpul membicarakan taman lingkungan mereka. Hasilnya, pada 2003 lalu, taman di jalan kecil ini menjuarai Lomba Lingkungan tingkat Provinsi DKI Jakarta dan menjadi taman lingkungan percontohan. Di lingkungan Anda ingin juga seperti lingkungan mereka kan?

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Memanfaatkan Area Selokan untuk Taman

MEMILIKI lahan hunian yang tak terlalu luas, biasanya menyisakan lahan untuk taman terbuka, yang juga sempit. Keadaan inilah, yang kemudian menimbulkan inspirasi ide untuk memanfaatkan area selokan. Area yang berukuran 1,2mx5m, dapat menambah luas lahan hingga 25 meter persegi.

Bagaimana caranya? Pertama-tama bagian atas selokan ditutup dengan beton, jangan lupa membuat satu bak kontrol, yang bisa dibuka tutup, untuk membersihkan kotoran dan sampah. Setelah itu timbun permukaannya dengan tanah, kurang lebih 60cm. Sekarang tinggal ciptakan taman di atasnya.

Tanaman tinggi dijajarkan di sisi, yang berbatasan dengan pagar. Tanaman yang lebih rendah, ditanam sejajar kolam ikan, yang dibangun di pinggir dinding rumah. Di atas kolam, terdapat pijakan dari batu andesit. Bagian tepian kolam, yang berbatasan dengan taman, dihiasi batu koral telur.

Di atas kolam, terdapat sebuah bidang miring, yang terbuat dari tembok, yang dilapisi batu andesit bakar susun sirih. Bagian atas bidang ini mengeluarkan air, yang langsung jatuh ke kolam, seperti hujan.

Di salah satu sudut taman, diletakkan dua buah bangku dan sebuah coffee table, untuk area duduk. Agar penghuni rumah tetap bisa menikmati hijaunya taman di luar pagar, dipasanglah aksesoris kaca sandblast, sebagai pembatas.

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Membuat Taman di Dalam Ruang

SEMUA tentu peduli dengan sebuah lingkungan perumahan yang indah dan asri. Lingkungan yang demikian itu bisa dibangun dari taman rumah. Sekecil apapun lahan halaman yang kita punya, kita bisa memanfaatkannya sebagai taman.

Taman sendiri sebetulnya tidak hanya bisa dibuat pada lahan terbuka. Taman dapat dibuat di dalam ruangan. Orang mengenal model taman seperti ini sebagai taman dalam.

Taman dalam dapat dibangun pada area terbuka pada ruang dalam. Misalnya pada innercourt atau ruang terbuka di bagian dalam bangunan. Ukuran innercourt-nya sendiri sebetulnya tak harus dipermasalahkan. Yang penting, fungsi inncercourt sebagai pintu keluar masuk udara dari dan ke dalam bangunan dapat maksimal.

Nah, untuk memaksimalkan fungsinya, pada innercourt bisa dibuat taman kering. Adanya taman pada innercourt dapat membantu terciptanya sirkulasi udara di dalam rumah. Taman pada innercourt berfungsi, antara lain menyediakan pasokan udara segar pada bagian dalam rumah. Innercourt juga dapat memberikan perbedaan temperatur udara, sehingga dapat mendorong udara panas ke luar bangunan.

Untuk membuat taman pada innercourt pun sebetulnya tak harus ribet. Jenis tanaman tak perlu banyak. Maksimal 2-3 jenis tanaman. Selain pertimbangan kemudahan akan perawatan, taman dalam dibuat minimal guna menyelaraskan konsep hunian modern. Sisanya, Anda bisa menambahkan elemen lain seperti batu alam jenis koral atau batu kali pecah. Sebagai penambah kecantikan, tambahkan elemen lain seperti gentong. Jika lahan cukup, buatlah kolam pancuran mini sebagai pemberi nuansa lewat bunyi gemericik air.

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Taman Minimalis Lebih Praktis

LAHAN sempit seringkali menjadi alasan sebuah rumah tidak memiliki taman. Ditambah lagi dengan kesibukan si empunya rumah, yang membuatnya tidak mau terlalu repot mengurus taman dan tanaman.

Padahal keberadaan taman, dapat memberikan banyak manfaat. Tidak hanya memperindah tampilan fasad rumah, taman juga merupakan salah satu solusi terbaik untuk sirkulasi udara. Bagaimana membuatnya pada lahan yang minim?

Tak sulit! Setiap masalah ada solusinya. Untuk lahan terbatas, bangunan sebuah taman kecil berkonsep minimalis. Taman ini merupakan konsep taman yang menuntut kepraktisan. Pilihan jenis tanamannya (softscape) cenderung dari jenis yang mudah ditanam dan dirawat. Contohnya, bakung, palem, euphorbia, dan sebagaiya. Tanaman-tanaman ini tidak membutuhkan penyiraman yang terlalu sering. Selain itu, mereka juga tahan panas dan perubahan cuaca.

Tak hanya tanaman, furnitur dan aksesori pun harus minim perawatan. Pilihannya bisa menggunakan batu alam atau taburan koral. Batu alam berwarna gelap, seperti batu candi atau batu tempel, tidak akan mudah terlihat kotor, sehingga tidak perlu sering dibersihkan.

Sedangkan taburan batu koral, bisa diaplikasikan sebagai pengganti rumput. Tetapi bukan berarti taman minimalis tidak boleh ditanami hamparan rumput. Boleh saja, asal pilih rumput yang mudah perawatannya, seperti rumput gajah mini atau kucai mini.

Taman minimalis bisa diaplikasikan di berbagai ukuran lahan. Tinggal pandai-pandai mengatur letak softscape dan hardscape, sehingga tetap indah walau berada di lahan yang juga minim.

Untuk menambah keindahan taman, taman dapat dipadu dengan elemen bergaya tradisional Indonesia. Elemen ini dapat ditambahkan dalam jumlah yang juga minim, alias tidak mendominasi ruang pada taman. Misalnya, menenam tanaman kamboja dan ornamen bergaya Bali untuk menciptakan nuansa Bali. Atau bisa juga dengan menempatkan furnitur antik Jawa untuk menciptakan nuansa Jawa masa lalu.

Mudah bukan? Jadi tunggu apa lagi? Ayo segera bangun tamannya!

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Klasifikasi Jenis Tanaman

PADA sebuah taman, berbagai jenis tanaman terpilah dalam beberapa kelompok. Secara garis besar, sebagai berikut:

Pohon. Tanaman ini adalah jenis yang tingginya minimal 4,5m dan memiliki batang, cabang, dan ranting. Sebagian orang memilih tananam berbuah, sebagian lagi tanaman yang hanya berbunga. Pada lahan sempit, tanaman berbunga akan lebih menghidupkan suasana. Contoh untuk ini, antara lain bungur, sapu tangan, casia golden, atau dadap merah. Aplikasi: ditanam di pinggir teras dengan rambatan tanaman sirih gading, akan membuat tampilan lebih hijau.

Semak tinggi. Tanaman ini adalah jenis yang ketinggiannya mencapai 2m-4,5m. Contoh: kamboja, kastuba, kenanga.

Semak sedang. Ini adalah jenis tanaman dengan ketinggian antara 1m-2m. Contohnya,antara lain melati, mawar, dan kemuning.

Semak rendah. Kategori ini khusus untuk kelompok tanaman dengan ketinggian antara 30cm-1m. Tanaman hias dalam kelompok ini antara lain soka, kenikir, tapak dara, aglonema, dan kuping gajah.

Ground cover. Ini adalah tanaman yang pertumbuhan tinggi maksimalnya 30cm. Biasanya tanaman jenis ini dijadikan menjadi pembatas (border) suatu taman,. Menjadi pembatas antara teras dengan rumput, misalnya. Termasuk dalam kategori ini, antara lain tanaman kacang-kacangan, rumput kucai, dan soka pendek.

Rumput. Selain ground cover, kita juga mengenal aneka jenis rumput -jenis tanaman yang terhampar dalam suatu luasan tanah. Yang paling mudah tumbuh sekaligus ringan perawatan adalah rumput gajah. Jenis lainnya yang lebih halus, dengan daun menyerupai jarum, adalah rumput peking dan rumput manila.

By alisuhendri Dikirimkan di Lanskap

Linoleum : Solusi Baru Penutup Lantai

Lantai keramik, terialu umum digunakan. Lantai karpet, susah perawatannya. Parket, mahal. Belum lagi desainnya begitu-begitu saja. Lalu, harus pilih penutup lantai jenis apa ya?

Dalam mendesain apapun, setiap orang punya mimpi. Dan tentunya, ingin mimpi tersebut dapat diwujudkan.

Namun minimnya informasi serta keterbatasan waktu dan tenaga, kadang membuat seseorang pada akhirnya menentukan pilihan yang itu-itu saja. Alhasil, ketika semuanya telah selesai dibangun, apa yang diharapkan tak sesuai dengan apa yang diimpikan. Belum lagi masalah lain, misalnya faktor kebosanan. Kita sering dihadapkan pada desain yang seragam dan bahan material sama, sehingga apa yang kita miliki tak ada bedanya dengan orang lain.

Sama halnya ketika memilih produk penutup lantai untuk rumah tinggal. Saat ini, masyarakat masih memiliki anggapan bahwa penutup lantai harus menggunakan keramik. Keramik dianggap praktis, gampang, dan mudah perawatannya. Perlu dicatat, itu untuk keramik dengan pemasangan standar atau keluaran pabrik. Jika ingin memodifikasi desain dengan memotong-motong keramik, perlu waktu dan juga tenaga yang lebih banyak untuk membuat model yang diharapkan. Belum lagi risiko keramik patah.

Begitupun dengan karpet. Iklim indonesia yang berdebu, membuat perawatan karpet menjadi melelahkan. Bakteri akan mudah mengendap di lantai. Kesehatan keluarga pun pada akhirnya harus dipertaruhkan. Sedangkan bila memakai parket, harga dan perawatannya dianggap masih terlampau mahal. Kayu yang melangka membuat harganya terus meroket.

Indonesia juga termasuk subur akan rayap. Walau sudah banyak produk antirayap, tetap saja belum dijamin ketahanannya.

Bila Anda ingin mencoba sesuatu yang baru, bahan penutup lantai yang memiliki daya tahan lama, berkualitas tinggi dengan desain yang inovatif, linoleum adalah salah satu solusinya. Anda bisa mewujudkan desain lantai yang ingin dihadirkan di rumah Anda pribadi.

Apa Itu Linoleum?

Forbo linoleum adalah bahan penutup lantai, terbuat dari minyak biji flax (linseed oil) yang dicampur dengan tepung kayu atau serbuk gabus dan direkatkan pada media berbahan dasar dari kain berserat kuat atau kanvas.

Forbo linoleum adalah material homogeneous. Tidak terdid dari lapisan-lapisan dan dari atas sampai ke bawah, materialnya akan berpenampilan sama. Forbo Linoleum menggunakan material jute sebagai backing, yang juga 100 persen alami. Begitupun dengan topshield sebagai lapisan pelindung permukaan, juga 100 persen alami.

Bentuknya hampir sama dengan vinil, tapi sebenamya bukan. Menurut Asmara, Direktur PT Indo Flooring, “Banyak orang yang mengira bahwa linoleum sama dengan vinil. Padahal itu beda, dan bedanya mendasar, yaitu dari bahan yang digunakan. Vinil dibuat dari PVC atau plastik yang tidak alami, sedangkan forbo linoleum dibuat dari 100% bahan alami, dan sangat ramah lingkungan.”

Pilihan Jenis Dan Warna

Ada tiga jenis linoleum yang terdapat dipasaran yaitu jenis marmoleum, artoleum, dan walton. Perbedaan yang paling mencolok adalah dilihat dari segi motif warnanya. Marmoleum, berasal dari kata marmer sehingga motif warnanya menyerupai batu marmer. Artoleum, secara garis besar ada tiga pilihan motif wama yaitu polos, motif kulit buaya, dan bintik-bintik awan. Sedangkan walton; secara garis besar motif warnanya seperti serat kayu, beton, dan desain kontemporer.

Dalam pemasangannya, semua jenis linoleum dapat dipadupadankan. Bahkan untuk mendapat desain dan bentuk lantai yang diimpikan, kita bisa memotong-motong material sesuai keinginan.

Memperbaiki Lantai Rumah yang Amblas/Turun

Lantai merupakan elemen rumah yang paling penting dan banyak dimanfaatkan oleh penghuni rumah. Setiap hari lantai diinjak dan menjadi alas untuk menahan beban-beban barang yang ada diatasnya. Beberapa masalah yang terjadi pada lantai salah satu nya lantai amblas atau turun.

Penyebab terjadi nya lantai amblas atau turun adalah sifat asli lantai berupa tanah atau pekerjaan pada saat pemasangan lantai yang tidak benar. Beberapa contoh penyebab amblas nya lantai akibat kondisi tanah antara lain tanah lembek atau labil, retak, atau adanya akar tanaman yang tersisa di bawah lantai.

Bahan yang harus dipersiapkan untuk memperbaiki lantai yang amblas atau turun :

* Semen
* Batu kricak atau kerikil
* Pasir
* Sendok semen

Langkah pengerjaan untuk mengatasi masalah lantai yang amblas atau turun :

Angkat lantai yang turun, termasuk adukan semen dan urugan pasir hingga permukaan dasar tanah terlihat.
Padatkan tanah dengan cara ditumbuk. Bila permukaan tanah masih lembek, tambahkan batu kerikil lalu padatkan sampai rata.
Setelah benar-benar padat, taburkan pasir secara merata hingga ketebalan sekitar 10 cm dan siram pasir memadat.
Untuk pemasangan lantai lama, terlebih dahulu bersihkan lantai dari sisa-sisa perekat lama.
Siapkan spesi sebagai perekat lantai berupa campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir.
Letakkan spesi diatas pasir yang sudah padat, lalu ratakan.
Pasang lantai secara rapi dan hati-hati dengan memperhatikan kerataannya.